Aku laba laba jantan bermata ungu
berdiam di kaki angkasa yang jauh
memintal sarung sutra
dari sum sum tulangku
Aku pertama dari empat yang ada
kakakku satu saja perempuan penuh berkah
dua yang tersisa jantan semua
Aku jantan yang terbuang jauh
mengulur serat-serat putih
merajut lingkaran satu satu
Aku bersua angkasa di januari
bulan penuh basah
daun daunpun bersorak menyapa:
selamat datang laba laba kecil
selamat berjuang untuk tiada
Aku menari sendu merasai bayu
berdiam di ayunan dekat gubuk
menunggu serangga hijau lumut
dalam jarak yang tak jauh
satu sentimeter saja
Aku laba laba jantan bermata ungu
jejakan kaki ringkih
lima belas kilo yang jauh
terjebak kerangkeng barak serdadu
terpaku nasib di penjara penuh tipu
Dua kemarau saja
aku terbawa angin beliung
terbangkan aku yang dendam
yang miris lihat kumbang
kodok dan awan yang kecil
Dari kejauhan malam tadi
mereka lantang berkata
Cukup sudah !!
Waroeng KIRI, 2005
Tidak ada komentar:
Posting Komentar