Kamis, 04 November 2010

SURAT (DARI) PENSIL

Seorang gadis menemuiku pagi tadi, sekotak pensil ada ditangannya, “Ini untukmu” ujarnya. “Untuk aku”, “Iya, untukmu”,Aku pergi dulu ya, besok akan kutemui kamu lagi disini” Ujarnya. Aku tertegun,” Terima kasih”..”hmm gadis yang aneh”, bathinku.

Kado yang indah, ada pita pink dan setangkai mawar. Kubuka kado itu, ada lima batang pensil warna warni. Semua mata pensil menatapku, sambil tersenyum manis. Mirip senyuman gadis tadi. “Heyyy jangan lama-lama menatap kami, ini ada surat kecil untukmu” Ujar mereka kompak, “Surat?”, Untukku?” “Dari siapa?”. Tanyaku bertubi. “Surat untukmu dari kami, gadis itu yang menulisnya”, “Bacalah!”

Kujamah, kubuka, kubaca surat itu:

“Selamat pagi sahabat. Semoga baik, kabarmu hari ini!

Kami inginkan dirimu menjadi seperti kami pensil-pensil kecil ini.

Engkau bakal bisa melakukan banyak hal yang hebat,

namun jika kau mau membiarkan dirimu dipegang dalam tangan seseorang.

Engkau akan menderita tiap kali diruncingkan,

kau butuh itu, agar bisa menjadi pensil yang lebih baik.

Engkau bakal bisa mengoreksi tiap kesalahan yang mungkin kau lakukan.

Ingatlah, bagian terpenting dari dirimu itu ada di dalam.

Pada tiap permukaan dimana engkau digunakan,  

tinggalkanlah jejakmu, sebab apapun kondisinya,  

kau harus terus lanjutkan menulis”

Salam,

Pensil Pensil Kecil

Sesaatku tertegun sambil menarik dalam dalam nafasku, “Hmmm..apa yang akan kukatakan padanya besok”? (f)

Insirated by Catatan Al-Hoema, Facebook

 

Rumah Dialog, 28 Oktober 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar