Jumat, 14 Mei 2010

Membangunkan Impian Yang Sedang Pulas

Sejak akhir februari 2010 saya berada di kota kupang, nusa tenggara timur dan sejak saat itu hingga catatan ini dibuat nyaris tak ada jedah untuk beristirahat sejenak. Saya menikmati sebuah dakian perjalanan yang menggembirakan, yang menantang. Berada di kota ini untuk waktu yang lama, sama sekali tak pernah terbersit. Namun, kelegaan justru datang dan semangat saya justru berkobar. Inilah titik dimana impian untuk berjumpa dengan kenyataan kongkrit yang menjanjikan sekaligus ironi.

Meniti bulan maret 2010 saya diperhadapkan dengan sejumlah tantangan yang menginspirasi, “...bagaimana mengaktualisasikan seluruh gagasan dan mimpi mimpi dikepala banyak sahabat untuk menghadirkan penalahati nusantara di bumi republik entete. Dalam perenungan saya menemukan jawaban sederhana, “berbuat apapun harus dimulai dari hati..”

Di kota ini saya memulai sesuatu yang belasan tahun lalu sempat saya impikan dan beberapa tahun terakhir terus menerus saya bicarakan dengan seluruh sahabat di pulau bali. Nusa tenggara timur harus menjadi lebih terhormat dan bermartabat di mata dunia. Cukup sudah! Image negatif dilekatkan ke propinsi ini. Cukup sudah! Untuk segala dusta yang mengitervensi masyarakat warga di wilayah ini.

Sesungguhnya kerja ini adalah keberlanjutan dari yang sebelumnya pernah dibuat. Dan ini merupakan langkah yang lebih baru dan lebih maju berada langsung di episetrum tata kelola nusa tenggara timur. Saya bersama lembaga baru saya penala entity sedang mengayunkan langkah baru untuk memberikan sesuatu bagi seluruh umat manusia di negeri kaya potensi ini.

Melalui pendekatan asset based, apreciative inquiri, design thinking dan keseluruhan metodologi yang partisipatif dan memanusiakan, saya kira tidak harus teramat getol diumumkan tetapi jauh lebih utama adalah memulainya. Dan langkah baru saja diayunkan. Ibarat sel sel, ia harus terus membelah diri. Keseluruhan strategi harus memperhitungkan tiga segitiga penting yakni proses, hasil dan relasi.

Saya dan sahabat-sahabat penalahati yakin dan sungguh percaya bahwa impian apapun yang terhebat harus diawali dari perubahan secara menyeluruh dari cara berpikir. Seutas kalimat yang selalu saya ingat, “visi tanpa perencanaan hanyalah mimpi. perencanaan tanpa visi akan membosankan tapi visi dengan perencanaan akan dapat mengubah dunia”

Saya yakin transformasi cara berpikir akan sangat menentukan kearah mana propinsi ini hendak sandarkan perahu masa depannya, lalu bagaimana perahu itu dapat digunakan dengan tepat. Dan transformasi cara berpikir, sejatinya harus dimulai dari keseluruhan mereka yang meyakini, bahwa impian terbaik itu ada pada orang-orang biasa di kampung kampung, dusun dusun, bukit bukit, pelosok pelosok, yang hidup dipinggang pinggang pantai. Impian mereka yang lama terkubur harus di bangunkan kembali. Impian merekalah yang harus dicungkil dan ditumbuhkan bukan impian para pejabat, pekerja lsm, perusahan-perusahan papan atas dan tanpa nama di bumi entete ini (fay)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar